Warning: session_start(): open(/home/palupetir/public_html/src/var/sessions/sess_1763602984d57265fb282ebb932609c4, O_RDWR) failed: Disk quota exceeded (122) in /home/palupetir/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/palupetir/public_html/src/var/sessions) in /home/palupetir/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Sidang Kasus Malapraktik Kematian Diego Maradona Berlanjut, Saksi Ahli Ungkap Fakta Menyedihkan - SorotMedia

Sidang Kasus Malapraktik Kematian Diego Maradona Berlanjut, Saksi Ahli Ungkap Fakta Menyedihkan

1 week ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Dunia sepak bola masih berduka atas kepergian legenda Argentina, Diego Maradona, yang meninggal pada 25 November 2020 di usia 60 tahun. Kematian ikon sepak bola ini bukan hanya menyisakan kesedihan mendalam, tetapi juga memicu proses hukum yang panjang dan kompleks terkait dugaan kelalaian medis.

Proses hukum ini berpusat pada pertanyaan besar: apakah tim medis yang merawat Diego Maradona lalai, sehingga menyebabkan kematian sang bintang?

Investigasi dimulai tak lama setelah kematian Maradona, dengan penggeledahan rumah dokter pribadinya dan pemeriksaan terhadap semua pihak yang terlibat dalam perawatannya. Awalnya, kematian dianggap sebagai kematian alami. Namun, kecurigaan atas kemungkinan kelalaian medis muncul dan menguat seiring berjalannya waktu, memicu serangkaian penyelidikan dan akhirnya persidangan.

Kasus ini menyoroti betapa pentingnya perawatan medis yang tepat dan profesional, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan yang kompleks seperti Maradona. Bagaimana kronologi kejadian dan siapa saja yang terlibat dalam proses hukum ini?

Promosi 1

Kronologi Kasus Hukum Kematian Diego Maradona

Setelah kematian Maradona pada November 2020, investigasi segera dilakukan. Sebuah penyelidikan Dewan Medis pada tahun 2021 menyimpulkan bahwa tim medis Maradona bertindak tidak pantas, tidak tepat, dan sembrono dalam menangani Maradona pasca operasi otak beberapa minggu sebelum kematiannya. Operasi tersebut dilakukan untuk mengatasi hematoma subdural. Laporan tersebut juga mengungkapkan kondisi kesehatan Maradona yang memprihatinkan, termasuk gangguan hati, ginjal, dan kardiovaskular.

Pada Juni 2022, delapan orang yang terlibat dalam perawatan Maradona, termasuk dokter, perawat, dan psikolog, ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan pembunuhan akibat kelalaian. Mereka terancam hukuman penjara yang cukup berat, antara 8 hingga 25 tahun.

Puncaknya, pada Maret 2025, persidangan dimulai di Argentina. Tujuh petugas layanan kesehatan menjalani proses pengadilan atas dugaan kelalaian yang menyebabkan kematian Maradona. Keluarga Maradona dan banyak penggemar hadir dalam persidangan tersebut, menyoroti besarnya dampak kematian sang legenda bagi banyak orang.

Kesaksian Ahli dan Bukti Medis

Kesaksian ahli autopsi menjadi kunci dalam persidangan ini. Para ahli mengungkapkan bahwa Maradona memiliki penumpukan cairan signifikan di paru-paru dan jantungnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa meninggalnya Maradona bukanlah kematian mendadak, melainkan sesuatu yang sebenarnya dapat diprediksi. Salah satu ahli forensik bahkan menyatakan bahwa Maradona menderita setidaknya selama 12 jam sebelum meninggal, dan gejala-gejalanya seharusnya sudah terlihat beberapa hari sebelumnya.

Direktur Kedokteran Forensik di Scientific Police Superintendency, Carlos Cassinelli, memberikan rincian autopsi selama persidangan. Ia menjelaskan bahwa jantung Maradona "tertutup lemak dan gumpalan darah, yang mengindikasikan penderitaan." Autopsi menyimpulkan bahwa Diego Maradona meninggal karena edema paru akut sekunder akibat gagal jantung kongestif. Menurut Cassinelli, kondisi ini "adalah sesuatu yang dapat diperkirakan sebelumnya."

Bukti-bukti medis lainnya juga menunjukkan adanya kelalaian dalam perawatan Maradona. Beberapa saksi mata melihat wajah dan perut Maradona membengkak secara berlebihan sebelum kematiannya, indikasi adanya masalah kesehatan serius yang seharusnya ditangani dengan lebih baik.

Tuduhan dan Terdakwa

Tuduhan utama dalam proses hukum ini adalah pembunuhan akibat kelalaian (homicidio culposo). Para terdakwa terdiri dari tim medis yang bertanggung jawab atas perawatan Maradona, termasuk dokter pribadinya, Leopoldo Luque (yang merawat Maradona selama empat tahun terakhir hidupnya), psikiater Agustina Cosachov (yang meresepkan obat-obatan yang dikonsumsi Maradona), dan beberapa perawat serta tenaga medis lainnya.

Jaksa penuntut berpendapat bahwa para profesional kesehatan yang dituduh gagal memberikan perawatan medis yang memadai, yang diduga menyebabkan kematian Maradona. Persidangan masih berlangsung dan akan menentukan apakah para terdakwa dinyatakan bersalah dan hukuman apa yang akan mereka terima.

Read Entire Article